Kamis, 21 Juli 2016

Cara Pencegahan Penularan DBD

Tidak ada komentar







Ketika musim hujan tiba, genangan air merupakan masalah bagi masyarakat. Selokan-selokan yang tersumbat oleh tumpukan sampah, merupakan salah satu penyebab utama genangan air tersebut. Genangan air merupaknn sumber tempat tinggal utama dan tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti  yang merupakan pembawa virus dengue hemorragic fever atau yang sering disebut dengan demam berdarah.
Walaupun siklus perkembangbiakan nyamuk sangat singkat, namun dalam sekali bertelur nyamuk betina mampu menghasilkan 100-160 butir telur sekaligus, dan hanya butuh waktu 2 hari untuk menetaskan telur tersebut untuk menjadi jentik-jentik nyamuk. Selanjutnya jentik tersebut akan berubah menjadi nyamuk.
Siklus yang di butuhkan untuk perubahan telur menjadi nyamuk dewasa adalah selama sepuluh hari. Dan nyamuk dewasa inilah yang akan terbang dan membawa virus dengue hemorragic tersebut yang dapat mematikan bagi penderitanya jika salah dalam penanganannya.
Langkah awal yang dapat kita lakukan untuk tidak terkena virus ini adalah menghindarinya dengan melakukan beberapa tahapan pencegahan dengan membasmi jentik- jentik nyamuk yang ada disekitar kita, mulai dari genangan air yang diakibatkan air hujan, maupun menjaga kebersihan bak mandi yang ada dirumah kita.Karena nyamuk sangat membutuhkan air untuk meletakkan telurnya agar dapat berkembang biak menjadi nyamuk dewasa.
 Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu antara lain :
1.       Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk(PSN) , pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
PSN  pada dasarnya merupakan pemberanteasan jentik nyamuk agar tiak berkembang biak. Pada dasarnya PSN ini daat dilakukan dengan:
·         Menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7-10 hari.
·         Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat- tempat tersebut.
·         Menggant air pada vas bunga dan tempat minum burung setidakna seminggu sekali.
·         Membersihkan perkarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk, seperti pada sampah kaleng, botol pecah dan ember plastik.
·         Menutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bambu dengan menggunakan tanah.
·         Membersihkan air yang tergenang diatap rumah serta membersihkan salurannya kembali jika salurannya tersumbat sampah-sampah dari daun.
2.       Biologis
Pengendalian secara biologis adalah pengendalian perkembangan nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. Seperti memelihara ikan cupang pada kolam atau menambahkannya dengan bakteri Bt H-14.
3.       Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi ini merupakan cara pengendalian seta pembasmian nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan bahan kimia. Berikut cara yang dapat dilakukan:
·         Pengasapan/fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan aedes aegypti sampai batas tertentu.
·         Memberikan bubuk abate pada tempat penampungan air seperti vas bunga, tong air, kolam ikan dll.
Cara yang paling mudah yang dapat dilakukan serta efektif dalam pencegahan ini adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas dengan istilah yang sering kita dengar dengan 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurangnya seminuggu sekali,serta menimbun ampah dan lubang-lubang ppohon yang dapat menjadi tempat perkembang biakan nyamuk. Selain itu juga dapt dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menggunakan kelambu, memasang obat nyamuk,dan memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat

Tidak ada komentar :

Posting Komentar