Ketika musim
hujan tiba, genangan air merupakan masalah bagi masyarakat. Selokan-selokan
yang tersumbat oleh tumpukan sampah, merupakan salah satu penyebab utama
genangan air tersebut. Genangan air merupaknn sumber tempat tinggal utama dan
tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti
yang merupakan pembawa virus dengue hemorragic fever atau yang sering
disebut dengan demam berdarah.
Walaupun siklus
perkembangbiakan nyamuk sangat singkat, namun dalam sekali bertelur nyamuk
betina mampu menghasilkan 100-160 butir telur sekaligus, dan hanya butuh waktu
2 hari untuk menetaskan telur tersebut untuk menjadi jentik-jentik nyamuk.
Selanjutnya jentik tersebut akan berubah menjadi nyamuk.
Siklus yang di
butuhkan untuk perubahan telur menjadi nyamuk dewasa adalah selama sepuluh
hari. Dan nyamuk dewasa inilah yang akan terbang dan membawa virus dengue
hemorragic tersebut yang dapat mematikan bagi penderitanya jika salah dalam
penanganannya.
Langkah awal
yang dapat kita lakukan untuk tidak terkena virus ini adalah menghindarinya
dengan melakukan beberapa tahapan pencegahan dengan membasmi jentik- jentik
nyamuk yang ada disekitar kita, mulai dari genangan air yang diakibatkan air
hujan, maupun menjaga kebersihan bak mandi yang ada dirumah kita.Karena nyamuk
sangat membutuhkan air untuk meletakkan telurnya agar dapat berkembang biak
menjadi nyamuk dewasa.
Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu antara
lain :
1.
Lingkungan
Metode
lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan
sarang nyamuk(PSN) , pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain
rumah.
PSN pada dasarnya merupakan pemberanteasan jentik
nyamuk agar tiak berkembang biak. Pada dasarnya PSN ini daat dilakukan dengan:
·
Menguras bak mandi dan tempat penampungan air
sekurang-kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa
perkembangan telur agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7-10 hari.
·
Menutup rapat tempat penampungan air seperti
tempayan, drum, dan tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat
bertelur pada tempat- tempat tersebut.
·
Menggant air pada vas bunga dan tempat minum
burung setidakna seminggu sekali.
·
Membersihkan perkarangan dan halaman rumah dari
barang-barang bekas terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya
jentik-jentik nyamuk, seperti pada sampah kaleng, botol pecah dan ember
plastik.
·
Menutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon
bambu dengan menggunakan tanah.
·
Membersihkan air yang tergenang diatap rumah serta
membersihkan salurannya kembali jika salurannya tersumbat sampah-sampah dari
daun.
2.
Biologis
Pengendalian
secara biologis adalah pengendalian perkembangan nyamuk dan jentiknya dengan
menggunakan hewan atau tumbuhan. Seperti memelihara ikan cupang pada kolam atau
menambahkannya dengan bakteri Bt H-14.
3.
Kimiawi
Pengendalian
secara kimiawi ini merupakan cara pengendalian seta pembasmian nyamuk dan
jentiknya dengan menggunakan bahan kimia. Berikut cara yang dapat dilakukan:
·
Pengasapan/fogging dengan menggunakan malathion
dan fenthion yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan aedes aegypti
sampai batas tertentu.
·
Memberikan bubuk abate pada tempat penampungan
air seperti vas bunga, tong air, kolam ikan dll.
Cara yang paling
mudah yang dapat dilakukan serta efektif dalam pencegahan ini adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara diatas dengan istilah yang sering kita dengar dengan
3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi dan
tempat penampungan air sekurangnya seminuggu sekali,serta menimbun ampah dan
lubang-lubang ppohon yang dapat menjadi tempat perkembang biakan nyamuk. Selain
itu juga dapt dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan
pemakan jentik-jentik nyamuk, menggunakan kelambu, memasang obat nyamuk,dan
memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan
kondisi setempat
Tidak ada komentar :
Posting Komentar